Rabu, 04 November 2015

Hati yang Bening :)

Hati Yang Bening

Inilah beberapa kisah mengenai hati-hati yang bening. Alangkah perlunya kita kepada hati-hati yang seperti itu.

minum-air
Suatu ibadah yang sangat bernilai di sisi Allah, tapi sedikit wujudnya di tengah-tengah manusia… Dialah “hati yang bening”.
Sebagian dari mereka ada yang mengatakan, “Setiap kali aku melewati rumah seorang muslim yang megah, saya mendoakannya agar diberkahi”.
Sebagian lagi berkata, “Setiapkali kulihat kenikmatan pada seorang Muslim (mobil, proyek, pabrik, istri shalihah, keturunan yang baik), saya mendoakan: ‘Ya Allah, jadikanlah kenikmatan itu penolong baginya untuk taat kepada-Mu dan berikanlah keberkahan kepadanya’”.
Ada juga dari mereka yang mengatakan, “Setiap kali kulihat seorang Muslim berjalan bersama istrinya, saya berdo’a kepada Allah, semoga Dia menyatukan hati keduanya di atas ketaatan kepada Allah”.
Ada lagi yang mengatakan, “Setiapkali aku berpapasan dengan pelaku maksiat, kudoakan dia agar mendapat hidayah”.
Yang lain lagi mengatakan, “Saya selalu berdo’a semoga Allah memberikan hidayah kepada hati manusia seluruhnya, sehingga leher mereka terbebas (dari neraka), begitu pula wajah mereka diharamkan dari api neraka”.
Yang lainnya lagi mengatakan: “Setiapkali hendak tidur, aku berdoa: ‘Ya Rabb-ku, siapapun dari kaum Muslimin yang berbuat zalim kepadaku, sungguh aku telah memaafkannya. Oleh karena itu, maafkanlah dia, karena diriku terlalu hina untuk menjadi sebab disiksanya seorang muslim di neraka’”.
Itulah hati-hati yang bening. Alangkah perlunya kita kepada hati-hati yang seperti itu.
Ya Allah, jangan halangi kami untuk memiliki hati seperti ini, karena hati yang jernih adalah penyebab kami masuk surga.
Suatu malam, Al Hasan Al Bashri berdo’a, “Ya Allah, maafkanlah siapa saja yang menzalimiku”… dan ia terus memperbanyak do’a itu!
Maka ada seseorang yang bertanya kepadanya, “Wahai Abu Sai’d (Al Hasan Al Bashri), sungguh malam ini aku mendengar engkau berdoa untuk kebaikan orang yang menzalimimu, sehingga aku berangan-angan, andai saja aku termasuk orang yang menzalimimu, maka apakah yang membuatmu melakukannya?”.
Beliau menjawab: “Firman Allah:
ﻓَﻤَﻦْ ﻋَﻔَﺎ ﻭَﺃَﺻْﻠَﺢَ ﻓَﺄَﺟْﺮُﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ
Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya kembali kepada Allah’”. (QS. Asy-Syuuro: 40)
(lihat kisah ini pada kitab Syarah Shohih Bukhori, karya Ibnu Baththol, 6/575-576).
Sungguh, itulah hati yang dijadikan shalih dan dibina oleh para pendidik dan para guru dengan berlandaskan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Maka, selamat atas surga yang didapatkan oleh mereka.
Janganlah engkau bersedih meratapi kebaikanmu. Sebab jika di dunia ini tidak ada yang menghargainya, yakinlah bahwa di langit ada yang memberkahinya.
Hidup kita ini bagai bunga mawar. Padanya terdapat keindahan yang membuat kita bahagia, namun padanya juga terdapat duri yang menyakiti kita.
Apapun yang ditakdirkan menjadi milikmu akan mendatangimu walaupun engkau lemah!
Sebaliknya apapun yang tidak ditakdirkan menjadi milikmu, engkau tidak akan dapat meraihnya, bagaimanapun kekuatanmu!
Segala puji bagi Allah atas segala nikmat, karunia, dan kebaikan-Nya.
Semoga Allah menjadikan hari-harimu bahagia dengan segala kebaikan dan keberkahan.
***
(Kisah ini merupakan terjemahan dari sebuah status berbahasa arab)
Penerjemah: Ust. Musyaffa Ad Darini, Lc., MA.
Geudae, Take a Break - Normal Respon -,-
uriga hamkke handamyeon epb :')
Light Sleep ost. monstar :)
"Geudae geu bame jageun bulbit
Weroum jiteun chagaun bam
Bujil eopneun yokshime
Nunmurul samkin naldo manatso
Uri-e sarangi shijak dwego
Geudae son maju jabgo
Hamkke handamyeon i sesang
Eotteon geoshirado (hmm)
Gyeondyeo naerira na yaksok hagetso
Eonjenga uri
Salmi himgyeo ulttae
Seweori jinago
Adeukhan geu hyanggigaIjyeojyeo gandaedo
Saranghae geudaereul saranghae Oo
Na geudae-e hyanggiga dweri
Eonjenga uri
Salmi himgyeo ulttaeSeweori jinago
Uri jinan nal deuri
Baraejyeo gandaedo
Saranghae geudaereul saranghae Oo
Na geudae-e chueogi dweri
Na geudae-e sarangi dweri

Positive Thinking vs Positive Feeling

"Positive Thinking VS Positive Feeling"
Assalamu'alaikum.. Semangat Pagi. Semoga hari ini kita semua dilimpahkan kesehatan, kesejahteraan, dan keberkahan oleh Alloh SWT. Aamiin..
Sebagian besar dari Anda mungkin sering mendengar tentang positive thinking. Istilah positive thinking bukan hal yang baru dan memang kalau ingin sukses salah satu syaratnya adalah harus memiliki sifat positive thinking. Namun di sini saya akan coba sharing hal lain yaitu tentang positive feeling. Masih banyak orang yang belum mengetahui istilah "Positive Feeling".
Mungkin Anda bertanya apa itu positive feeling dan apa manfaatnya?
Saya pribadi baru mengetahui istilah positive feeling beberapa tahun lalu saat membaca Buku Quantum Ikhlas karya Pak Erbe Sentanu. Positive felling adalah kondisi dimana kita lebih memaksimalkan hati kita daripada pikiran kita.
Positive feeling adalah perubahan dari zaman dominasi otak (Positive Thinking) untuk memasuki era kolaborasi hati (Positive Feeling). Dari proses keberhasilan yang memberatkan kepala (Goal Setting) menjadi era yang menyejukkan hati (Goal Praying).
Lalu apa manfaatnya positive feeling? Ketika saya terapkan metode positive feeling ini, Alhamdulillah banyak sekali manfaat yang saya dapatkan di antaranya ketenangan hati, dan beberapa impian saya menjadi kenyataan. Mungkin ada yang masih bingung penerapannya.Baiklah saya akan kasih contoh. 
Dulu sebelum menikah, saya punya impian anak pertama saya laki-laki. Lalu saya bayangkan saat itu saya sudah memiliki anak laki-laki. Saya rasakan kebahagiaan saat saya menuntun anak laki-laki saya bersama saya pergi sholat subuh dan sholat wajib lainnya berjamaah ke masjid. Saya rasakan benar-benar betapa bahagianya moment tersebut sampai masukke dalam hati saya. Alhamdulillah Alloh mengabulkan doa saya dan mengkaruniakan anak pertama saya laki-laki.Contoh lain, sebelum menikah saya juga menginginkan mndapatkan istri orang luar Jakarta karena saya lahir dan besar di Jakarta agar ketika lebaran saya bisa merasakan pulang kampung. Hehee..Saya coba bayangkan kebahagiaan ketika lebaran bisa pulang kampung seperti orang lain sampai benar-benar masuk ke dalam hati. Alhamdulillah Alloh takdirkan istri saya berasal dari Kebumen dan tahun ini saya bisa merasakan lebaran di kampung.Satu lagi contoh positive feeling yang saya rasakan manfaatnya. Suatu hari ketika saya selesai sholat dzuhur di masjid, tiba-tiba saya membayangkan nikmatnya kalau makan siang hari ini dengan baksoMalang yang biasa lewat di depan rumah saya. Saya benar-benar bisa merasakan rasa bahagianya bisa makan bakso Malang saat itu. Lalu apa yang terjadi? ketika saya jalan pulang, ternyata di depan rumah saya istri saya sedang beli bakso Malang untuk makan siang saat itu. Padahal saya tidak memberitahu istri saya kalau saya ingin makan bakso Malang. Subhanalloh.. Apa yang rasakan saatitu jadi kenyataan. Allohu Akbar.. Hanya Engkau Yang Maha Mengetahui isi dari setiap hati manusia.Itulah beberapa pengalaman saya ketika mencoba menerapkan positive feeling ini. Sebenarnya Masih banyak pengalaman-pengalaman lainnya. Kalau saya ceritakan semua pasti akan sangat panjang. Hehee..
Beda lagi pengalaman dari Pak Erbe Sentanu, penulis buku Quantum Ikhlas. Beliau sangat ingin memiliki seorang anak karena setelah 6 tahun menikah beliau belum dikaruniai seorang anak. Setelah berkonsultasi ke dokter, apa yang terjadi? Beliau divonis oleh dokter bahwa bank sperma dalam diri beliau katanya tidak ada dan tidak mungkin akan memiliki anak.Setelah divonis tersebut, beliau tidak putus asa karena yang memberikan anak bukan dokter tersebut melainkan Alloh SWT. Apa yang dilakukan Pak Erbe waktu itu adalah tiap hari selalu membayangkan kalau beliau sudah memiliki seorang anak dan bisa MERASAKAN kebahagiannya bersama anak beliau dan terus berdoa. Hal ini dilakukan terus-menerus. Setelah beberapa bulan beliau coba periksa kembali ke dokter tersebut dan hasilnya sungguh mengejutkan, sampai-sampai dokter tersebut heran bahwa bank sperma yang sebelumnya divonis tidak ada dalam diri Pak Erbe Sentanu kini menjadi berlimpah. Beberapa bulan kemudian, Alhamdulillah Pak Erbe sudah dikaruniai seorang anak.Itulah beberapa contoh manfaat positive feeling jikakita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika positive thinking lebih menitikberatkanpada pikiran, maka positive feeling lebih menitikberatkan pada hati (Ikhlas) dan jika kita bisa mengoptimalkankeduanya, maka hasilnya akan sangat Dahsyat. Semoga bermanfaat..

Sabtu, 24 Oktober 2015

#satnite #CieBaper

‪#‎satnite‬ ‪#‎CieBaper‬ :') squint emotikon
entahlah...
rasanya berlebihan jika begitu,
mungkin begini saja lebih baik :')
biar mengalir apa adanya (bukan pasrah, hanya saja biar waktu yang berbicara)
hikmah: masih ada yang lebih baik grin emotikon
setidaknya membawa angin segar yang membuatku tak mengerti,
mengapa selalu menyetujui akan setiap petuah-petuahnya?
ahh... rindu berbagai cerita-cerita, pengalaman-pengalaman dan yang pasti petuah-petuahnya :')
senang mempunyai teman sekaligus kakak yang bisa lebih mengenalkanku pada kedewasaan.
begitu mudahnya "Move On" sedangkan aku jatuh bangun.
begitu dewasa sedangkan aku masih proses~
to be continued..

aku, mas angga dan cerita

Sabtu, 05 September 2015

Diary BToPH Hari ke-1



Diary BToPH Hari ke-1
Sabtu, 5 Agustus 2015.
            Hari ini adalah hari pertama BToPH (Basic Training of Public Health). Pukul 04.45 WIB sama seperti biasanya alarm Hp membangunkanku. Segera aku ke kamar mandi untuk wudlu, sholat, lalu mandi, persiapan menuju kampus kesmas. Hari ini aku sangat semangat karena aku tak ingin mengulang keterlambatanku pada minggu lalu. So, pukul 06.30 WIB tanpa sarapan aku segera berangkat menuju kampus kesmas. Dari kejauhan mas dan mbak komdis berpakaian serba hitam sudah menanti kedatangan kita para maba kesmas Endemik 2015. Kami menyegerakan langkah kaki kami untuk menuju ruang I untuk mengikuti acara hari ini, tapi sebelumnya kita harus absen.
            Acara di ruang I yaitu menyimak materi tentang ISMKMI (Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia) dengan pembicara mbak Rizqiyani Khoiriyah atau yang lebih akrab disapa mbak kiki. Dan saya suka gayanya. Dari cara menyampaikan materi hingga gaya berpakaiannya. Namun mungkin karena waktu yang dibatasi  jadi ya.. saat menjelaskan slidenya begitu cepat diganti.
            Setelah acara di ruang I selesai, lanjut lagi di ruang IV dalam acara kuliah umum dengan pembicara Prof. Dr. dr. Adik Wibowo, M.PH. Dari titlenya saja sudah wow apalagi orangnya beserta pengalaman dan kisah hidupnya. Beliau sekarang merupakan dosen FKM UI dan pernah bekerja di WHO selama belasan tahun. Mungkin kami seluruh maba Endemik 2015 yang tadi siang menyimak kuliah dari beliau sepakat bahwa beliau memang merupakan seseorang yang begitu amazing dan berwibawa J. Beliau begitu menginspirasi kami. Hingga titik balik beliau yang banting setir dari yang awalnya seorang dokter menjadi seorang ahli kesehatan masyarakat. Beliau mengingatkan kami bahwa kami harus bangga jika menjadi seorang lulusan dari kesehatan masyarakat.
Salah satu kalimat yang saya tulis di buku catatan yang berwarna ungu yaitu jika ditanya bagaimana nantinya seseorang yang merupakan lulusan dari kesehatan masyarakat??? Maka kami harus yakin dan lantang menjawab: “kami mengurus masyarakat. Promotif dan preventive”.
InsyaAllah apa yang telah ibu adik berikan kepada kami bermanfaat karena itu begitu menginspirasi kami agar tidak menyesal masuk dalam jurusan kesehatan masyarakat.

Jumat, 04 September 2015

Diary PKKMB Hari ke-2



Diary Pkkmb Hari ke-2
Sabtu, 29 Agustus 2015
Hari itu adalah hari kedua pkkmb endemic 2015. Yeah… hari itu mungkin juga salah hari yang tak bisa ku lupakan.Pada hari itu meski telah ditentukan datang sebelum pukul 06.30 WIB, kami maba 2015 telah bersepakat datang ke kampus pada pukul 06.00 WIB. Akan tetapi, saya pada hari itu datang terlambat. Ceritanya begini…

#MoreThanAHeadache

Pukul 04.45 WIB sama seperti biasanya bunyi alarm Hp membangunkanku. Entah mengapa pagi itu kepalaku terasa sangat sakit. Mungkin karena tadi malam aku lembur sampai jam dua belas lebih mengerjakan tugas pkkmb. Lalu aku segera menuju kamar mandi untuk ambil wudlu dan sholat shubuh. Lantas setelah itu aku kembali membaringkan tubuhku di atas kasur. Dan ternyata ketiduran sampai…. Oh tidak,, saat aku terbangun jam di Hp sudah menunjukkan pukul 06.45. lalu segera aku ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi, tanpa mandi. Tak lupa memakai kaos endemic 2015 yang berwarna ungu dan celana training. Langsung capcus menuju ke gedung kesmas tanpa sarapan dengan panik, was-was, takut, campur aduk sembari menahan tangis dan rasa sakit pada kepala.
Sepi… dari kejauhan halaman gedung kesmas sudah tak ada lagi maba. Mereka sudah berada di halaman belakang untuk senam bersama. Lalu aku segera menuju tempat yang disitu terdapat banyak tas. Tunggu,, papan kelompok yang bertuliskan kespro tak ada. Ahh… tiba-tiba tiga orang yang berpakaian hitam alias komdis menghampiriku. Aku tak kuasa menahan air mata ini. Aku takut… saat ditanya mas Hamdan selaku koordinator komdis, mengapa aku datang terlambat, aku hanya bisa menjelaskan seadanya sembari sekresi air mata yang terus mengalir. Lalu salah seorang divisi medis membawaku ke suatu tempat istirahat bagi yang sakit dimana di situ telah disediakan 2 kasur dan alas. Lalu aku diberi air hangat dan roti keju. Iyya… aku lapar juga masih sakit kepala. Bersama teman lain aku menyandarkan kepala dan tubuh ini di atas kasur yang disediakan. Tidur mungkin obat mujarab untuk sakit kepala ini, karena pada dasarnya aku memang kurang tidur dan istirahat.
Pukul 10.00 WIB, kondisiku mulai membaik dan aku mengikuti kegiatan pkkmb. Berusaha menyimak apa yang sedang diucapkan narasumber.
Pukul 12.00 WIB, waktu yang telah ditunggu-tunggu telah tiba. ISHOMA ({}) JJ Istirahat, Sholat dhuhur, lalu Makan tujuh menit ;) Alhamdulillah kenyang pemirsa J
Kembali masuk ruang IV, mengikuti acara pkkmb lagi.
Sore telah tiba, seperti biasa setelah acara pkkmb kami segera menuju tempat parkir untuk mendengar evaluasi dari mas/mbak komdis. Upacara, senam, jargon, yel-yel, hingga papan nama kelompok. Bersama maba lain, aku pun segera maju ke depan karena aku menyadari memang mempunyai kesalahan yakni terlambat serta kesalahan papan kelompok kespro yang juga ketinggalan. Dan dimana ada kesalahan disitu ada hukuman. Hukuman telah dibacakan. Iyya untuk kesalahan kelompok kita harus membuat makalah tentang kelompok kami lalu minggu depannya dipresentasikan serta menulis jurnal internasional yang ditulis oleh semua anggota kelompok minimal 5 lembar folio. Untuk kesalahan individu kami harus mengumpulkan seluruh tanda tangan minimal 30 panitia pkkmb. Lalu jika memiliki kesalahan lebih dari 3 kami harus memfotocopy KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) sekian maba (untuk jumlahnya aku lupa hehe.. karena aku tidak termasuk mendapat hukuman ini) dari fakultas ilmu-ilmu kesehatan sebanyak 5 lembar per orang.

Jumat, 28 Agustus 2015

persiapan senam endemik 2015




Persiapan senam seluruh maba kesmas 2015
Di samping mempersiapkan tugas yang telah kating kesmas berikan kepada masing-masing individu maupun kelompok, kita juga mempersiapkan tugas yang membutuhkan kekompakan seluruh angkatan yaitu senam seluruh maba kesmas tahun 2015.
Foto ini diambil ketika latihan pertama senam sore hari di lapangan kelurahan Karangwangkal. Dan Kami telah berusaha berlatih senam disisa hari tersibuk pada tahun akademik pertama kami yakni persiapan ospek.
Proses pembuatan senam pun kami  juga bekerja sama antar sesama maba. Ada yang menjadi inspektur senam yang menjadi pemimpin senam, fotografer yang mengabadikan moment latihan senam ini baik berupa foto maupun video, pengatur music senam, serta ketua coordinator angkatan (Nadine) yang berteriak-teriak memperingatkan pasukan endemic 2015 agar serius dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti latihan senam ini.
Dan hari ini Jum’at, 28 Agustus 2015 sore hari menjelang maghrib setelah kami pulang dari kegiatan osmb jurusan pada hari pertama di kampus kesmas, kami berlatih senam untuk yang terakhir kali karena besok sudah hari sabtu, 29 Agustus 2015. Ini berarti bahwa besok kami sudah harus siap jika ditunjuk menjadi inspektur senam.
Oh NO… kami berlatih senam hingga waktu sholat isya’. Alhamdulillahnya saya sudah sholat maghrib sesaat ketika balik ke kos karena kos saya tidak jauh dari lapangan kelurahan Karangwangkal tadi.
Yeah… dan besok pukul 06.00, kami sudah harus sampai di depan pos satpam ( janjian berangkat bareng ke kampus kesmas) karena ini bisa menunjukkan kekompakan kita maba kesmas endemic 2015.
Harapan kami agar besok tidak lagi mengecewakan panitia osmb. Aamiin….
Bersambung…..

jurnal kesehatan: kanker serviks

Epidemiologi Kanker Serviks
IMAM RASJIDI Divisi Ginekologi Onkologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi Siloam Hospitals, Lippo Karawaci, Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Tangerang
STUDI PUSTAKA
104 Indonesian Journal of Cancer Vol. III, No. 3      Juli - September 2009
Specific Incidence Rate
(ASR) yang khas, kurang lebih 20 kasus per 100.000 penduduk wanita per tahun.
EPIDEMIOLOGI K KANKER S SERVIKS Untuk wilayah ASEAN, insidens kanker serviks di Singapore sebesar 25,0 pada ras Cina; 17,8 pada ras Melayu; dan Thailand sebesar 23,7 per 100.000 penduduk. Insidens dan angka kematian kanker serviks menurun selama beberapa dekade terakhir di AS. Hal ini karena skrining Pap menjadi lebih populer dan lesi serviks pre-invasif lebih sering dideteksi daripada kanker invasif. Diperkirakan terdapat 3.700 kematian akibat kanker serviks pada 2006. Di Indonesia diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker mulut rahim setiap tahunnya. Menurut data kanker berbasis patologi di 13 pusat laboratorium patologi, kanker serviks merupakan penyakit kanker yang memiliki jumlah penderita terbanyak di Indonesia, yaitu lebih kurang 36%. Dari data 17 rumah sakit di Jakarta 1977, kanker serviks menduduki urutan pertama, yaitu 432 kasus di antara 918 kanker pada perempuan. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, frekuensi kanker serviks sebesar 76,2% di antara kanker ginekologi. Terbanyak pasien datang pada stadium lanjut, yaitu stadium IIB-IVB, sebanyak 66,4%. Kasus dengan stadium IIIB, yaitu stadium dengan gangguan fungsi ginjal, sebanyak 37,3% atau lebih dari sepertiga kasus.2 Relative survival pada wanita dengan lesi pre-invasif hampir 100%. Relative 1 dan 5 years survival masing- masing sebesar 88% dan 73%. Apabila dideteksi pada stadium awal, kanker serviks invasif merupakan kanker yang paling berhasil diterapi, dengan 5 YSR sebesar 92% untuk kanker lokal. Keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut, keadaan umum yang lemah, status sosial ekonomi yang rendah, keterbatasan sumber daya, keterbatasan sarana
dan prasarana, jenis histopatologi, dan derajat pendidik- an ikut serta dalam menentukan prognosis dari penderita.
FAKTOR R RISIKO Faktor R Risiko y yang T Telah D Dibuktikan Hubungan S Seksual Karsinoma serviks diperkirakan sebagai penyakit yang ditularkan secara seksual. Beberapa bukti menunjukkan adanya hubungan antara riwayat hubungan seksual dan risiko penyakit ini. Sesuai dengan etiologi infeksinya, wanita dengan partner seksual yang banyak dan wanita yang memulai hubungan seksual pada usia muda akan meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Karena sel kolumnar serviks lebih peka terhadap metaplasia selama usia dewasa maka wanita yang berhubungan seksual sebelum usia 18 tahun akan berisiko terkena kanker serviks lima kali lipat. Keduanya, baik usia saat pertama berhubungan maupun jumlah partner seksual, adalah faktor risiko kuat untuk terjadinya kanker serviks.
Karakteristik P Partner Sirkumsisi pernah dipertimbangkan menjadi faktor pelindung, tetapi sekarang hanya dihubungkan dengan penurunan faktor risiko. Studi kasus kontrol menunjukkan bahwa pasien dengan kanker serviks lebih sering menjalani seks aktif dengan partner yang melakukan seks berulang kali. Selain itu, partner dari pria dengan kanker penis atau partner dari pria yang istrinya meninggal terkena kanker serviks juga akan meningkatkan risiko kanker serviks.
Riwayat G Ginekologis Walaupun usia menarke atau menopause tidak mempengaruhi risiko kanker serviks, hamil di usia muda dan jumlah kehamilan atau manajemen persalinan yang
Epidemiologi Kanker Serviks. 1 1 0 0 3 3 √ √ 1 1 0 0 8 8
Gambar 1 1: P Perjalanan p penyakit k kanker s serviks
Indonesian Journal of Cancer Vol. III, No. 3      Juli - September 2009      105
tidak tepat dapat pula meningkatkan risiko.
Dietilstilbesterol ( (DES) Hubungan antara clear cell adenocarcinoma
serviks
dan paparan DES in utero
telah dibuktikan.
Agen I Infeksius Mutagen pada umumnya berasal dari agen-agen yang ditularkan melalui hubungan seksual seperti Human Papilloma Virus (HPV) dan Herpes Simpleks Virus Tipe 2 ( HSV 2 ) (Benedet 1998; Nuranna 2005).
Human P Papilloma V Virus ( (HPV) Terdapat sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab neoplasia servikal. Karsinogenesis pada kanker serviks sudah dimulai sejak seseorang terinfeksi HPV yang merupakan faktor inisiator dari kanker serviks yang menyebabkan terjadinya gangguan sel serviks. Ada bukti lain yaitu onkogenitas virus papiloma hewan; hubungan infeksi HPV serviks dengan kondiloma dan atipik koilositotik yang menunjukkan displasia ringan atau sedang; serta deteksi antigen HPV dan DNA dengan lesi servikal. HPV tipe 6 dan 11 berhubungan erat dengan diplasia ringan yang sering regresi. HPV tipe 16 dan 18 dihubung- kan dengan diplasia berat yang jarang regresi dan seringkali progresif menjadi karsinoma insitu. Infeksi Human Papilloma Virus persisten dapat berkembang menjadi neoplasia intraepitel serviks (NIS). Seorang wanita dengan seksual aktif dapat terinfeksi oleh HPV risiko-tinggi dan 80% akan menjadi transien dan tidak akan berkembang menjadi NIS. HPV akan hilang dalam waktu 6-8 bulan. Dalam hal ini, respons antibodi terhadap HPV risiko-tinggi yang berperan. Dua puluh persen sisanya berkembang menjadi NID dan sebagian besar, yaitu 80%, virus menghilang, kemudian lesi juga menghilang. Oleh karena itu, yang berperan adalah cytotoxic T-cell . Sebanyak 20% dari yang terinfeksi virus tidak menghilang dan terjadi infeksi yang persisten. NIS akan bertahan atau NIS 1 akan berkembang menjadi NIS 3, dan pada akhirnya sebagiannya lagi menjadi kanker invasif. HPV risiko rendah tidak berkembang menjadi NIS 3 atau kanker invasif, tetapi menjadi NIS 1 dan beberapa menjadi NIS 2. Infeksi HPV risiko-rendah sendirian tidak pernah ditemukan pada NIS 3 atau karsinoma invasif. Berdasarkan hasil program skrining berbasis populasi di Belanda, interval antara NIS 1 dan kanker invasif diperkirakan 12,7 tahun dan kalau dihitung dari infeksi HPV risiko-tinggi sampai terjadinya kanker adalah 15 tahun. Waktu yang panjang ini, di samping terkait dengan infeksi HPV risiko-tinggi persisten dan faktor imunologi (respons HPV- specific T-cell , presentasi antigen), juga
diperlukan untuk terjadinya perubahan genom dari sel yang terinfeksi. Dalam hal, ini faktor onkogen E6 dan E7 dari HPV berperan dalam ketidakstabilan genetik sehingga terjadi perubahan fenotipe ganas. Oncoprotein E6 dan E7 yang berasal dari HPV merupakan penyebab terjadinya degenerasi keganasan. Oncoprotein E6  akan mengikat p53 sehingga TSG p53 akan kehilangan fungsinya. Sementara itu, oncoprotein E7 akan mengikat TSG Rb. Ikatan ini menyebabkan ter- lepasnya E2F yang merupakan faktor transkripsi sehingga siklus sel berjalan tanpa kontrol.
Virus H Herpes S Simpleks Walaupun semua  virus herpes simpleks tipe 2 (HPV-2) belum didemonstrasikan pada sel tumor, teknik hibridisasi insitu telah menunjukkan bahwa terdapat HSV RNA spesifik pada sampel jaringan wanita dengan displasia serviks. DNA sekuens juga telah diidentifikasi pada sel tumor dengan menggunakan DNA rekombinan. Diperkirakan, 90% pasien dengan kanker serviks invasif dan lebih dari 60% pasien dengan neoplasia intraepitelial serviks (CIN) mempunyai antibodi terhadap virus.
Lain-lain Infeksi trikomonas, sifilis, dan gonokokus ditemukan berhubungan dengan kanker serviks. Namun, infeksi ini dipercaya muncul akibat hubungan seksual dengan multipel partner dan tidak dipertimbangkan sebagai faktor risiko kanker serviks secara langsung.
Merokok Saat ini terdapat data yang mendukung bahwa rokok sebagai penyebab kanker serviks dan hubungan antara merokok dengan kanker sel skuamosa pada serviks (bukan adenoskuamosa atau adenokarsinoma). Mekanis- me kerja bisa langsung (aktivitas mutasi mukus serviks telah ditunjukkan pada perokok) atau melalui efek imunosupresif dari merokok. Bahan karsinogenik spesifik dari tembakau dapat dijumpai dalam lendir dari mulut rahim pada wanita perokok. Bahan karsinogenik ini dapat merusak DNA sel epitel skuamosa dan bersama infeksi HPV dapat mencetuskan transformasi keganasan.  
Faktor Risiko yang Diperkirakan Kontrasepsi O Oral Risiko noninvasif dan invasif kanker serviks telah menunjukkan hubungan dengan kontrasepsi oral. Bagaimanapun, penemuan ini hasilnya tidak selalu konsisten dan tidak semua studi dapat membenarkan perkiraan risiko dengan mengontrol pengaruh kegiatan seksual. Beberapa studi gagal dalam menunjukkan beberapa hubungan dari salah satu studi, bahkan melaporkan proteksi terhadap penyakit yang invasif.
IMAM RASJIDI. 1 0 3 √ 1 0 8
106 Indonesian Journal of Cancer Vol. III, No. 3      Juli - September 2009
Hubungan yang terakhir ini mungkin palsu dan menun- jukkan deteksi adanya bias karena peningkatan skrining terhadap pengguna kontrasepsi. Beberapa studi lebih lanjut kemudian memerlukan konfirmasi atau menyangkal observasi ini mengenai kontrasepsi oral.
Diet Diet rendah karotenoid dan defisiensi asam folat juga dimasukkan dalam faktor risiko kanker serviks.
Etnis d dan F Faktor S Sosial Wanita di kelas sosioekonomi yang paling rendah memiliki faktor risiko lima kali lebih besar daripada wanita di kelas yang paling tinggi. Hubungan ini mungkin dikacaukan oleh hubungan seksual dan akses ke sistem pelayanan kesehatan. Di Amerika Serikat, ras negro, hispanik, dan wanita Asia memiliki insiden kanker serviks yang lebih tinggi daripada wanita ras kulit putih. Perbedaan ini mungkin mencerminkan pengaruh sosioekonomi.
Pekerjaan Sekarang ini, ketertarikan difokuskan pada pria yang pasangannya menderita kanker serviks. Diperkirakan bahwa paparan bahan tertentu dari suatu pekerjaan (debu, logam, bahan kimia, tar, atau oli mesin) dapat menjadi faktor risiko kanker serviks.
KLASIFIKASI H HISTOPATOLOGI Secara histopatologi, kanker serviks terdiri atas berbagai jenis. Dua bentuk yang sering dijumpai adalah karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma. Sekitar 85% merupakan karsinoma serviks jenis skuamosa (epidermoid), 10% jenis adenokarsinoma, serta 5% adalah jenis adenoskuamosa, clear cell, small cell, verucous, dan lain-lain.4
FAKTOR P PROGNOSTIK Ketahanan hidup penderita pada kanker serviks stadium awal setelah histerektomi radikal dan limfa- denektomi pelvis bergantung pada beberapa faktor:5 1. Status KGB Penderita tanpa metastasis ke KGB, memiliki 5- year survival rate (5-YSR) antara 85 – 90%. Bila didapatkan metastasis ke KGB maka 5-YSR antara 20 – 74%, ber- gantung pada jumlah, lokasi, dan ukuran metastasis. 2. Ukuran tumor Penderita dengan ukuran tumor < 2 cm angka survival- nya 90% dan bila > 2 cm angka survival- nya menjadi 60%. Bila tumor primer > 4 cm, angka survival turun menjadi 40. Analisis dari GOG terhadap 645 penderita menun- jukkan 94,6%  tiga tahun bebas kanker untuk lesi yang
tersembunyi; 85,5% untuk tumor < 3 cm; dan 68,4% bila tumor > 3 cm. 3. Invasi ke jaringan parametrium Penderita dengan invasi kanker ke parametrium memiliki 5-YSR 69% dibandingkan 95% tanpa invasi. Bila invasi disertai KGB yang positif maka 5-YSR turun menjadi 39-42%. 4. Kedalaman invasi Invasi < 1 cm memilki 5-YSR sekitar 90% dan akan turun menjadi 63 – 78% bila > 1 cm. 5. Ada tidaknya invasi ke lymph–vascular space Invasi ke lymph–vascular space sebagai faktor prognosis masih menjadi kontroversi.
Beberapa laporan menyebutkan 50 – 70% 5-YSR bila didapatkan invasi ke lymph – vascular space dan 90% 5-YSR bila invasi tidak didapatkan. Akan tetapi, laporan lain mengatakan tidak ada perbedaan bermakna dengan adanya invasi atau tidak.
GAMBARAN P PATOLOGI S SEBAGAI F FAKTOR PROGNOSIS Histologi Para ahli menemukan hubungan adenokarsinoma serviks dengan prognosis yang lebih buruk daripada karsinoma sel skuamous, khususnya pada pasien dengan limfonodus positif dan mempunyai interval rekurensi yang lebih pendek daripada karsinoma sel skuamous. Adenoma maligna, yaitu subtipe adenokarsinoma yang jarang dan berdiferensiasi jelek, diketahui berhubungan dengan prognosis yang jelek. Pada penelitian ditemukan bahwa hanya 25% pasien adenoma maligna stadium I dan II yang survive selama 3 tahun.
Diferensiasi d dan Gr rade
Histopatologi Kepentingan prognosis dari diferensiasi kanker serviks sampai saat ini masih diperdebatkan. Demikian pula sampai saat ini tidak ditemukan hubungan prognostik dengan grade kanker serviks. Bichel dkk., (1985) memakai sistem grading malignancy (MGS) untuk meneliti 275 biopsi karsinoma sel skuamous invasif. Sistem ini berdasarkan 8 parameter, di mana tiap grade dibagi atas 3 poin (tabel 2). Angka survival pada pasien dengan indeks MGS <14 adalah lebih baik daripada indeks MGS > 14 (p=0,001). Tidak ditemukan hubungan antara skor MGS dengan stadium klinik pasien.
Reaksi S Stromal Seperti grading histologik, reaksi stroma pada kanker serviks mula-mula diperiksa untuk mengetahui radio- sensitivitas tumor. Para ahli menemukan bahwa reaksi stroma merupakan faktor prognosis yang baik. Dilapor- kan bahwa pasien dengan tumor yang mempunyai infiltrat
Epidemiologi Kanker Serviks. 1 1 0 0 3 3 √ √ 1 1 0 0 8 8
Indonesian Journal of Cancer Vol. III, No. 3      Juli - September 2009      107
limfosit padat dan uniform mempunyai prognosis yang lebih baik. Metastasis tumor hanya ditemukan pada pasien yang hanya mempunyai infiltrat sel eosinofil pada tumornya.
Umur Telah banyak penelitian menemukan bahwa insidens kanker serviks pada usia muda makin meningkat dan tumor terlihat lebih agresif. Pada analisis retrospektif terhadap 2628 pasien, ditemukan bahwa insidens dan derajat keganasan lebih tinggi pada kelompok usia muda. Selain itu, pada tiap penelitian ditemukan bahwa wanita muda mempunyai risiko metastasis limfonodus yang lebih besar. Insidens metastasis limfonodus pelvis pada wanita muda meningkat dari 23% menjadi 40% selama periode 34 tahun (p=0,02), meskipun limfadenek- tomi yang makin banyak dilakukan juga mempengaruhi angka ini.
PENCEGAHAN Pencegahan memiliki arti yang sama dengan deteksi dini atau pencegahan sekunder, yaitu pemeriksaan atau tes yang dilakukan pada orang yang belum menunjukkan adanya gejala penyakit untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau masih berada pada stadium praklinik. Program pemeriksaan/skrining yang dianjurkan untuk kanker serviks (WHO): skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun. Jika fasilitas tersedia, lakukan tiap 10 tahun pada wanita usia 35-55 tahun. Jika fasilitas tersedia lebih, lakukan tiap 5 tahun pada wanita usia 35-55 tahun. Ideal atau optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.
Test PAP Secara umum, kasus kanker mulut rahim dan kematian akibat kanker mulut rahim bisa dideteksi dengan mengetahui adanya perubahan pada daerah mulut rahim dengan cara pemeriksaan sitologi menggunakan tes Pap. American College of Obstetrician and Gynecologists
(ACOG), American Cancer Society
(ACS), dan US
Preventive Task Force
(USPSTF) mengeluarkan panduan bahwa setiap wanita seharusnya melakukan tes Pap untuk skrining kanker mulut rahim saat 3 tahun pertama dimulai- nya aktivitas seksual atau saat usia 21 tahun. Karena tes ini mempunyai risiko false negatif sebesar 5-6%, Tes Pap yang kedua seharusnya dilakukan satu tahun pemeriksaan yang pertama. Pada akhir tahun 1987, American Cancer Society mengubah kebijakan mengenai interval pemeriksaaan Tes Pap tiap tiga tahun setelah dua kali hasil negatif. Saat ini, sesuai dengan American College of Obstetry and Gynecology dan National Cancer Institute, dianjurkan pemeriksaan Tes Pap dan panggul setiap tahun terhadap semua wanita yang aktif secara seksual atau yang telah berusia 18 tahun. Setelah wanita tersebut mendapatkan tiga atau lebih Tes Pap normal, tes dapat dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang sesuai dengan yang dianjurkan dokter. Diperkirakan sebanyak 40% kanker serviks invasif dapat dicegah dengan skrining pap interval 3 tahun.
IVA IVA merupakan tes visual dengan menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 2 %) dan larutan iosium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan. Tujuannya adalah untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai salah satu metode skrining kanker mulut rahim. IVA tidak direkomendasikan pada wanita pasca- menopause, karena daerah zona transisional seringkali terletak kanalis servikalis dan tidak tampak dengan pemeriksaan inspekulo. IVA positif bila ditemukan adanya area berwarna putih dan permukaannya meninggi dengan batas yang jelas di sekitar zona transformasi.
Pencegahan P Primer Menunda O Onset A Aktivitas S Seksual Menunda aktivitas seksual sampai usia 20 tahun dan berhubungan secara monogami akan mengurangi risiko kanker serviks secara signifikan.
Penggunaan K Kontrasepsi B Barier Dokter merekomendasikan kontrasepsi metode barier (kondom, diafragma, dan spermisida) yang berperan untuk proteksi terhadap agen virus. Penggunaan lateks lebih dianjurkan daripada kondom yang dibuat dari kulit kambing.
Penggunaan V Vaksinasi H HPV Vaksinasi HPV yang diberikan kepada pasien bisa mengurangi infeksi Human Papiloma Virus , karena mempunyai kemampuan proteksi >90%. Tujuan dari
IMAM RASJIDI. 1 0 3 √ 1 0 8
Parameter d dari k keganasan g r a din g s s y y s t e e m . . • Struktur •  Type Sel yang berbeda •  Nuclear polymorphismMitosis •  Mitosis •  Mode of invasion •  Stage of Invasion •  Vascular invasion •  Respon Selular (Plasmo-lymphocytic)
Tabel 1 1: P Parameter s sistem grading
keganasan
108 Indonesian Journal of Cancer Vol. III, No. 3      Juli - September 2009
vaksin propilaktik dan vaksin pencegah adalah untuk mencegah perkembangan infeksi HPV dan rangkaian dari event yang mengarah ke kanker serviks. Kebanyakan vaksin adalah berdasarkan respons humoral dengan penghasilan antibodi yang menghan- curkan virus sebelum ia menjadi intraseluler. Masa depan dari vaksin propilatik HPV sangat menjanjikan, namun penerimaan seluruh populasi heterogenous dengan tahap pendidikan berbeda dan kepercayaan kultur berbeda tetap dipersoalkan. Sebagai tambahan, prevelansi tinggi infeksi HPV mengindikasikan bahwa akan butuh beberapa dekade untuk program imunisasi yang sukses dalam usaha mengurangi insiden kanker serviks.
Pencegahan S Sekunder Pencegahan S Sekunder – – P Pasien D Dengan R Risiko S Sedang Hasil tes Pap yang negatif sebanyak tiga kali berturut- turut dengan selisih waktu antarpemeriksaan satu tahun dan atas petunjuk dokter sangat dianjurkan. Untuk pasien (atau partner hubungan seksual yang level aktivitasnya tidak diketahui), dianjurkan untuk melakukan tes Pap tiap tahun.
Pencegahan S Sekunder – – P Pasien D Dengan R Risiko T Tinggi Pasien  yang memulai hubungan seksual saat usia < 18 tahun dan wanita yang mempunyai banyak partner ( multipel partner ) seharusnya melakukan tes Pap tiap tahun, dimulai dari onset seksual intercourse aktif. Interval sekarang ini dapat diturunkan menjadi setiap 6 bulan untuk pasien dengan risiko khusus, seperti mereka yang mempunyai riwayat penyakit seksual berulang.
KESIMPULAN Tidak dapat disangkal bahwa kanker serviks merupakan masalah kesehatan di dunia pada masa lalu, masa sekarang, dan tidak mustahil juga merupakan masalah di masa yang akan datang. Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita dan menjadi penyebab lebih dari 250.000 kematian pada 2005. Kurang lebih 80% kejadian kematian terjadi di negara berkembang. Masalah ini ditengarai dapat diatasi dengan upaya pokok menemukan lesi prakanker. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menemukan lesi prakanker dalam rangka melakukan deteksi dini pada kanker serviks. Upaya-upaya yang dilakukan berupa papsmear, inspeksi visual dengan asam asetat, dan lain sebagainya. Sayangnya, usaha untuk menemukan lesi prakanker atau yang sering disebut sebagai usaha skrining masih belum optimal. Selain belum optimalnya usaha skrining, terdapat pula masalah dalam penatalaksanaannya. Jadi, setelah dilakukan deteksi dini pada kanker serviks dan didapatkan
lesi prakanker, permasalahannya adalah apakah penata- laksanaannya selama ini sudah adekuat? Oleh karena itu, untuk meningkatkan deteksi dini kanker serviks dapat diusulkan untuk dilakukan program see & treat. Dalam hal ini, pasien yang datang ke fasilitas kesehatan setelah dilakukan proses diagnosis dan didapatkan lesi prakanker dapat langsung dilakukan tata laksana. v
DAFTAR P PUSTAKA 1. WHO. Comprehensive Cervical Cancer Control. Jenewa; 2006. 2. Nuranna L. 2005, Penanggulangan Kanker Serviks Yang Sahih dan Andal Dengan Model Proaktif-VO (Proaktif, Koordinatif Dengan Skrining IVA dan Terapi Krio). [Disertasi]. Program Pasca Sarjana FKUI. Jakarta,. 3. Benedet J, Odicino F, Maisonneuve P, et al. 1998. Carcinoma of The Cervix Uteri. Annual Report. The Results of Treatment in Gynacological Cancer. Epidemiol Biostat. 4. Crowder S, Lee C, Santoso JT. Cervical Cancer. Dalam: Santoso JT, Coleman RL (eds). Handbook of Gynaecology Oncology. 1st Ed. New York: Mc Graw Hill; 2001. h. 25-32. 5. Krivak TC, McBroom JW, Elkas JC., Cervical and vaginal cancer. Dalam: (ed: Berek JS, Adashi EY, Hillard PA. (Editor). Novak’s gynecology. 13thed. Lippincort Williams & Wilkin, Baltimore, 2002; 199-244. 6. Hacker NF, Benedet JL, Ngan HYS. Staging Classifications and Clinical Practice Guidelines of Gynaecologic Cancers. International Journal of Gynecology and Obstetrics 2000; 70:207-312 7. Hacker NF, Benedet JL, Ngan HYS. Staging Classifications and Clinical Practice Guidelines of Gynaecologic Cancers. International Journal of Gynecology and Obstetrics 2000; 70:207-312 8. Rasjidi I, Sulistyanto H. Vaksin Human Papilloma Virus dan Eradikasi Kanker Mulut Rahim. Jakarta: Sagung Seto; 2007. 9. Rasjidi I. Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi: Berdasarkan Evidence Base . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. 10. Aziz MF. Vaksin Human Papilloma Virus: Suatu Alternatif dalam Pengendalian Kanker Serviks di Masa Depan. Dalam: Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: FKUI; 2005 11. Miller AB. Cervical cancer, Prognostic Factors. Dalam: Surgical Gynaecology Oncology. Burghardt E, Webb MJ, Monaghan JM, Kindermann G, eds. New York: Thieme Medical Publishers, Inc; 1993. h. 315-23. 12. Boyd, NF. Guide to Studies of Diagnostic Tests, Prognosis and Treatment . New York: McGraw Hill Inc; 1992. h. 379 – 85. 13. Morrow CP, Curtin JP, Townsend DE (eds). Synopsis of Gynaecologic Oncology, 5th ed. New York: Churchill Livingstone; 1998. Dalam: Peters RF\K, Thomas D, Hagen DC et al. J Natl Cancer Inst 1986; 77:1063. 14. Singer A, French P. Natural History and Epidemiology of Cervical Carcinoma. Dalam: Mc Brien DCA dan Slater TF (eds). Cancer of The Uterine Cervix. Academic Press; 1984. h. 5-18.