Rabu, 02 November 2016

Menjadi Relawan Bisa Meningkatkan Kebahagiaan

Studi : Menjadi Relawan Bisa Meningkatkan Kebahagiaan

Apakah anda pernah menjadi seorang relawan? Jika belum pernah, maka anda sebaiknya sekali-kali mencoba mengajukan diri sebagai relawan, seperti membantu korban bencana alam dan lain sebagainya. Melakukan kegiatan yang sifatnya sukarela bisa meningkatkan kesehatan mental dan mendorong anda untuk hidup lebih lama.
Sebuah penelitian baru menunjukkan "Hubungan Antara Menjadi Seorang Relawan Dengan Kesehatan Mental".

Para peneliti menganalisa data dari 40 makalah yang telah diterbitkan, dan menemukan bahwa para relawan yang terlibat dalam kegiatan sosial diketahui memiliki risiko 20 persen lebih rendah dari kematian dini dibandingkan dengan mereka yang bukan relawan. Selain itu, para relawan memiliki tingkat depresi yang lebih rendah, serta tingkat kebahagiaan dan kesejahteraan yang tinggi.

Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memahami hubungan yang nyata antara melakukan kegiatan sukarela dan kesehatan, catat para penulis penelitian.

“Tinjauan sistematis kami menunjukkan bahwa melakukan kegiatan sukarela dikaitkan dengan peningkatan kesehatan mental, akan tetapi masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah menjadi relawan benar-benar menjadi penyebabnya”, ujar Dr Suzanne Richards dari University of Exeter Medical School di Inggris yang menjadi pemimpin tinjauan penelitian ini.

“Hal ini masih belum jelas apakah faktor biologis dan budaya serta sumber daya sosial yang sering dikaitkan dengan kesehatan dan kelangsungan hidup yang lebih baik juga dikaitkan dengan keinginan untuk melakukan kegiatan sukarela. Tantangannya sekarang adalah mendorong orang-orang dari beragam latar belakang untuk menjadi seorang relawan, dan kemudian menganalisanya apakah mereka mengalami peningkatan kesehatan mental,” dia menjelaskan. Temuan ini dipublikasikan tanggal 22 Agustus 2013 di jurnal BMC Public Health.

Di seluruh dunia, jumlah relawan dewasa bervariasi dengan perkiraan sekitar 23 persen di Eropa, 27 persen di Amerika Serikat, dan 36 persen di Australia, berdasarkan rilis berita.

Alasan umum bahwa orang-orang mengajukan diri sebagai sukarelawan adalah memberikan sesuatu yang berguna untuk komunitas atau organisasinya. Sementara itu, sebagian besar lainnya mengajukan diri sebagai relawan untuk mendapatkan pengalaman kerja, memperluas lingkaran sosial mereka, dan sebagai bentuk kepedulian kepada sesama. Tertarik menjadi seorang relawan?

Like & share yaa.. :)

Kamis, 16 Juni 2016

Komersialisasi Pendidikan: Mencerdaskan Kehidupan Bangsa atau Memeras Kehidupan Bangsa

Komersialisasi Pendidikan: "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa atau Memeras Kehidupan Bangsa"

Selama ini sering dikemukakan bahwa pendidikan merupakan hak asasi bagi setiap warga negara. Menurut Karl Marx, pendidikan sebagai bagian dari masyarakat karena mempunyai peran penting dalam mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia.
Namun dirasakan atau tidak, komersialisasi pendidikan nampaknya telah menjamur dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Adanya komersialisasi pendidikan secara tidak langsung telah menciptakan jurang pemisah antara pihak yang mempunyai modal banyak dengan pihak mempunyai modal sedikit.
Akibatnya akan terjadi diskriminasi pendidikan nasional, dimana pendidikan hanya bisa diakses oleh pihak tertentu yang memiliki modal.

Kita tahu bahwa sebagian masyarakat Indonesia merupakan masyarakat menengah ke bawah. Apabila pendidikan semakin mahal dan dikomersialisasikan, maka kesempatan belajar bagi masyarakat menengah ke bawah terutama di Perguruan tinggi akan semakin terenggut dan niscaya di masa depan masyarakat tidak akan dapat meningkatkan status sosial mereka, rantai kemiskinan semakin mustahil diputuskan melalui pendidikan, dan akhirnya secara perlahan akan membawa kehancuran bangsa.
Padahal di dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 tercermin salah satu cita-cita nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan sudah seharusnya baik pemerintah maupun lembaga pendidikan dalam menetapkan setiap kebijakannya merujuk pada ideologi nasional.
Lalu apa kita sebagai mahasiswa yang katanya "agent of changes, agent social of controls, etc." akan tetap diam ketika melihat kedholiman dalam dunia pendidikan terutama di Kampus Soedirman ini!!
Jangan jadikan pendidikan hanya dinikmati orang kaya saja!
Kuy bangkit! Karena apatis berarti secara tidak langsung mendukung adanya kedholiman di kampus tercinta.
Tinggal keberanian kita untuk memilih
"Menjadi apatis atau berpartisipasi dalam ‪#‎SoedirmanMelawan‬
‪#‎TolakKenaikanUKT‬
‪#‎TolakUangPangkal‬
‪#‎TolakKomersialisasiPendidikan‬
‪#‎MahasiswaBersatuTidakBisaDikalahkan‬

Rabu, 04 November 2015

Hati yang Bening :)

Hati Yang Bening

Inilah beberapa kisah mengenai hati-hati yang bening. Alangkah perlunya kita kepada hati-hati yang seperti itu.

minum-air
Suatu ibadah yang sangat bernilai di sisi Allah, tapi sedikit wujudnya di tengah-tengah manusia… Dialah “hati yang bening”.
Sebagian dari mereka ada yang mengatakan, “Setiap kali aku melewati rumah seorang muslim yang megah, saya mendoakannya agar diberkahi”.
Sebagian lagi berkata, “Setiapkali kulihat kenikmatan pada seorang Muslim (mobil, proyek, pabrik, istri shalihah, keturunan yang baik), saya mendoakan: ‘Ya Allah, jadikanlah kenikmatan itu penolong baginya untuk taat kepada-Mu dan berikanlah keberkahan kepadanya’”.
Ada juga dari mereka yang mengatakan, “Setiap kali kulihat seorang Muslim berjalan bersama istrinya, saya berdo’a kepada Allah, semoga Dia menyatukan hati keduanya di atas ketaatan kepada Allah”.
Ada lagi yang mengatakan, “Setiapkali aku berpapasan dengan pelaku maksiat, kudoakan dia agar mendapat hidayah”.
Yang lain lagi mengatakan, “Saya selalu berdo’a semoga Allah memberikan hidayah kepada hati manusia seluruhnya, sehingga leher mereka terbebas (dari neraka), begitu pula wajah mereka diharamkan dari api neraka”.
Yang lainnya lagi mengatakan: “Setiapkali hendak tidur, aku berdoa: ‘Ya Rabb-ku, siapapun dari kaum Muslimin yang berbuat zalim kepadaku, sungguh aku telah memaafkannya. Oleh karena itu, maafkanlah dia, karena diriku terlalu hina untuk menjadi sebab disiksanya seorang muslim di neraka’”.
Itulah hati-hati yang bening. Alangkah perlunya kita kepada hati-hati yang seperti itu.
Ya Allah, jangan halangi kami untuk memiliki hati seperti ini, karena hati yang jernih adalah penyebab kami masuk surga.
Suatu malam, Al Hasan Al Bashri berdo’a, “Ya Allah, maafkanlah siapa saja yang menzalimiku”… dan ia terus memperbanyak do’a itu!
Maka ada seseorang yang bertanya kepadanya, “Wahai Abu Sai’d (Al Hasan Al Bashri), sungguh malam ini aku mendengar engkau berdoa untuk kebaikan orang yang menzalimimu, sehingga aku berangan-angan, andai saja aku termasuk orang yang menzalimimu, maka apakah yang membuatmu melakukannya?”.
Beliau menjawab: “Firman Allah:
ﻓَﻤَﻦْ ﻋَﻔَﺎ ﻭَﺃَﺻْﻠَﺢَ ﻓَﺄَﺟْﺮُﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪ
Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya kembali kepada Allah’”. (QS. Asy-Syuuro: 40)
(lihat kisah ini pada kitab Syarah Shohih Bukhori, karya Ibnu Baththol, 6/575-576).
Sungguh, itulah hati yang dijadikan shalih dan dibina oleh para pendidik dan para guru dengan berlandaskan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Maka, selamat atas surga yang didapatkan oleh mereka.
Janganlah engkau bersedih meratapi kebaikanmu. Sebab jika di dunia ini tidak ada yang menghargainya, yakinlah bahwa di langit ada yang memberkahinya.
Hidup kita ini bagai bunga mawar. Padanya terdapat keindahan yang membuat kita bahagia, namun padanya juga terdapat duri yang menyakiti kita.
Apapun yang ditakdirkan menjadi milikmu akan mendatangimu walaupun engkau lemah!
Sebaliknya apapun yang tidak ditakdirkan menjadi milikmu, engkau tidak akan dapat meraihnya, bagaimanapun kekuatanmu!
Segala puji bagi Allah atas segala nikmat, karunia, dan kebaikan-Nya.
Semoga Allah menjadikan hari-harimu bahagia dengan segala kebaikan dan keberkahan.
***
(Kisah ini merupakan terjemahan dari sebuah status berbahasa arab)
Penerjemah: Ust. Musyaffa Ad Darini, Lc., MA.
Geudae, Take a Break - Normal Respon -,-
uriga hamkke handamyeon epb :')
Light Sleep ost. monstar :)
"Geudae geu bame jageun bulbit
Weroum jiteun chagaun bam
Bujil eopneun yokshime
Nunmurul samkin naldo manatso
Uri-e sarangi shijak dwego
Geudae son maju jabgo
Hamkke handamyeon i sesang
Eotteon geoshirado (hmm)
Gyeondyeo naerira na yaksok hagetso
Eonjenga uri
Salmi himgyeo ulttae
Seweori jinago
Adeukhan geu hyanggigaIjyeojyeo gandaedo
Saranghae geudaereul saranghae Oo
Na geudae-e hyanggiga dweri
Eonjenga uri
Salmi himgyeo ulttaeSeweori jinago
Uri jinan nal deuri
Baraejyeo gandaedo
Saranghae geudaereul saranghae Oo
Na geudae-e chueogi dweri
Na geudae-e sarangi dweri

Positive Thinking vs Positive Feeling

"Positive Thinking VS Positive Feeling"
Assalamu'alaikum.. Semangat Pagi. Semoga hari ini kita semua dilimpahkan kesehatan, kesejahteraan, dan keberkahan oleh Alloh SWT. Aamiin..
Sebagian besar dari Anda mungkin sering mendengar tentang positive thinking. Istilah positive thinking bukan hal yang baru dan memang kalau ingin sukses salah satu syaratnya adalah harus memiliki sifat positive thinking. Namun di sini saya akan coba sharing hal lain yaitu tentang positive feeling. Masih banyak orang yang belum mengetahui istilah "Positive Feeling".
Mungkin Anda bertanya apa itu positive feeling dan apa manfaatnya?
Saya pribadi baru mengetahui istilah positive feeling beberapa tahun lalu saat membaca Buku Quantum Ikhlas karya Pak Erbe Sentanu. Positive felling adalah kondisi dimana kita lebih memaksimalkan hati kita daripada pikiran kita.
Positive feeling adalah perubahan dari zaman dominasi otak (Positive Thinking) untuk memasuki era kolaborasi hati (Positive Feeling). Dari proses keberhasilan yang memberatkan kepala (Goal Setting) menjadi era yang menyejukkan hati (Goal Praying).
Lalu apa manfaatnya positive feeling? Ketika saya terapkan metode positive feeling ini, Alhamdulillah banyak sekali manfaat yang saya dapatkan di antaranya ketenangan hati, dan beberapa impian saya menjadi kenyataan. Mungkin ada yang masih bingung penerapannya.Baiklah saya akan kasih contoh. 
Dulu sebelum menikah, saya punya impian anak pertama saya laki-laki. Lalu saya bayangkan saat itu saya sudah memiliki anak laki-laki. Saya rasakan kebahagiaan saat saya menuntun anak laki-laki saya bersama saya pergi sholat subuh dan sholat wajib lainnya berjamaah ke masjid. Saya rasakan benar-benar betapa bahagianya moment tersebut sampai masukke dalam hati saya. Alhamdulillah Alloh mengabulkan doa saya dan mengkaruniakan anak pertama saya laki-laki.Contoh lain, sebelum menikah saya juga menginginkan mndapatkan istri orang luar Jakarta karena saya lahir dan besar di Jakarta agar ketika lebaran saya bisa merasakan pulang kampung. Hehee..Saya coba bayangkan kebahagiaan ketika lebaran bisa pulang kampung seperti orang lain sampai benar-benar masuk ke dalam hati. Alhamdulillah Alloh takdirkan istri saya berasal dari Kebumen dan tahun ini saya bisa merasakan lebaran di kampung.Satu lagi contoh positive feeling yang saya rasakan manfaatnya. Suatu hari ketika saya selesai sholat dzuhur di masjid, tiba-tiba saya membayangkan nikmatnya kalau makan siang hari ini dengan baksoMalang yang biasa lewat di depan rumah saya. Saya benar-benar bisa merasakan rasa bahagianya bisa makan bakso Malang saat itu. Lalu apa yang terjadi? ketika saya jalan pulang, ternyata di depan rumah saya istri saya sedang beli bakso Malang untuk makan siang saat itu. Padahal saya tidak memberitahu istri saya kalau saya ingin makan bakso Malang. Subhanalloh.. Apa yang rasakan saatitu jadi kenyataan. Allohu Akbar.. Hanya Engkau Yang Maha Mengetahui isi dari setiap hati manusia.Itulah beberapa pengalaman saya ketika mencoba menerapkan positive feeling ini. Sebenarnya Masih banyak pengalaman-pengalaman lainnya. Kalau saya ceritakan semua pasti akan sangat panjang. Hehee..
Beda lagi pengalaman dari Pak Erbe Sentanu, penulis buku Quantum Ikhlas. Beliau sangat ingin memiliki seorang anak karena setelah 6 tahun menikah beliau belum dikaruniai seorang anak. Setelah berkonsultasi ke dokter, apa yang terjadi? Beliau divonis oleh dokter bahwa bank sperma dalam diri beliau katanya tidak ada dan tidak mungkin akan memiliki anak.Setelah divonis tersebut, beliau tidak putus asa karena yang memberikan anak bukan dokter tersebut melainkan Alloh SWT. Apa yang dilakukan Pak Erbe waktu itu adalah tiap hari selalu membayangkan kalau beliau sudah memiliki seorang anak dan bisa MERASAKAN kebahagiannya bersama anak beliau dan terus berdoa. Hal ini dilakukan terus-menerus. Setelah beberapa bulan beliau coba periksa kembali ke dokter tersebut dan hasilnya sungguh mengejutkan, sampai-sampai dokter tersebut heran bahwa bank sperma yang sebelumnya divonis tidak ada dalam diri Pak Erbe Sentanu kini menjadi berlimpah. Beberapa bulan kemudian, Alhamdulillah Pak Erbe sudah dikaruniai seorang anak.Itulah beberapa contoh manfaat positive feeling jikakita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika positive thinking lebih menitikberatkanpada pikiran, maka positive feeling lebih menitikberatkan pada hati (Ikhlas) dan jika kita bisa mengoptimalkankeduanya, maka hasilnya akan sangat Dahsyat. Semoga bermanfaat..

Sabtu, 24 Oktober 2015

#satnite #CieBaper

‪#‎satnite‬ ‪#‎CieBaper‬ :') squint emotikon
entahlah...
rasanya berlebihan jika begitu,
mungkin begini saja lebih baik :')
biar mengalir apa adanya (bukan pasrah, hanya saja biar waktu yang berbicara)
hikmah: masih ada yang lebih baik grin emotikon
setidaknya membawa angin segar yang membuatku tak mengerti,
mengapa selalu menyetujui akan setiap petuah-petuahnya?
ahh... rindu berbagai cerita-cerita, pengalaman-pengalaman dan yang pasti petuah-petuahnya :')
senang mempunyai teman sekaligus kakak yang bisa lebih mengenalkanku pada kedewasaan.
begitu mudahnya "Move On" sedangkan aku jatuh bangun.
begitu dewasa sedangkan aku masih proses~
to be continued..

aku, mas angga dan cerita

Sabtu, 05 September 2015

Diary BToPH Hari ke-1



Diary BToPH Hari ke-1
Sabtu, 5 Agustus 2015.
            Hari ini adalah hari pertama BToPH (Basic Training of Public Health). Pukul 04.45 WIB sama seperti biasanya alarm Hp membangunkanku. Segera aku ke kamar mandi untuk wudlu, sholat, lalu mandi, persiapan menuju kampus kesmas. Hari ini aku sangat semangat karena aku tak ingin mengulang keterlambatanku pada minggu lalu. So, pukul 06.30 WIB tanpa sarapan aku segera berangkat menuju kampus kesmas. Dari kejauhan mas dan mbak komdis berpakaian serba hitam sudah menanti kedatangan kita para maba kesmas Endemik 2015. Kami menyegerakan langkah kaki kami untuk menuju ruang I untuk mengikuti acara hari ini, tapi sebelumnya kita harus absen.
            Acara di ruang I yaitu menyimak materi tentang ISMKMI (Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia) dengan pembicara mbak Rizqiyani Khoiriyah atau yang lebih akrab disapa mbak kiki. Dan saya suka gayanya. Dari cara menyampaikan materi hingga gaya berpakaiannya. Namun mungkin karena waktu yang dibatasi  jadi ya.. saat menjelaskan slidenya begitu cepat diganti.
            Setelah acara di ruang I selesai, lanjut lagi di ruang IV dalam acara kuliah umum dengan pembicara Prof. Dr. dr. Adik Wibowo, M.PH. Dari titlenya saja sudah wow apalagi orangnya beserta pengalaman dan kisah hidupnya. Beliau sekarang merupakan dosen FKM UI dan pernah bekerja di WHO selama belasan tahun. Mungkin kami seluruh maba Endemik 2015 yang tadi siang menyimak kuliah dari beliau sepakat bahwa beliau memang merupakan seseorang yang begitu amazing dan berwibawa J. Beliau begitu menginspirasi kami. Hingga titik balik beliau yang banting setir dari yang awalnya seorang dokter menjadi seorang ahli kesehatan masyarakat. Beliau mengingatkan kami bahwa kami harus bangga jika menjadi seorang lulusan dari kesehatan masyarakat.
Salah satu kalimat yang saya tulis di buku catatan yang berwarna ungu yaitu jika ditanya bagaimana nantinya seseorang yang merupakan lulusan dari kesehatan masyarakat??? Maka kami harus yakin dan lantang menjawab: “kami mengurus masyarakat. Promotif dan preventive”.
InsyaAllah apa yang telah ibu adik berikan kepada kami bermanfaat karena itu begitu menginspirasi kami agar tidak menyesal masuk dalam jurusan kesehatan masyarakat.